Mo'on maap netijen, minggu lalu gue belum sempet nge-post postingan baru, selain karena tulisan yang belum selesai, juga karena minggu lalu gue mendadak sakit. Sebenernya sih, bukan postingan ini yang bakal di-post minggu lalu. Tapi karena sepertinya sekarang-sekarang ini topik tentang ini lagi naik daun, jadi boleh lah kalo gue up-in yang ini dulu. Huehehehehe.
Oke, postingan ini sebenernya bersangkutan dengan salah satu stasiun TV di Indonesia yang lagi menunjukkan gerak-gerik yang kayak mau keok karena ratingnya. Ya, inisialnya adalah NET. Eh, maap, keceplosan. Ya udah deh, lanjut aja gapapa yak. Wkwkwkwkwkwkwk :v.
Permasalahannya udah gue dengus-dengus (:v) sejak Januari lalu. Dimulai dengan acara-acara yang bisa dibilang pionir buat NET. karena ikut nge-dongkrak popularitas NET. sendiri bungkus alias bubar. Misalnya, Sarah Sechan, Waktu Indonesia Timur (WIT), dan Pagi-Pagi.
Ketiga program itu bisa dibilang program-program favorit gue di NET., terutama Pagi-Pagi. Waktu denger Sarah Sechan dan WIT bubar, gue kaget. Tapi, waktu denger Pagi-Pagi bubar, gue kaget dan nyesek. Perasaan yang sama saat gue denger Tetangga Masa Gitu (TMG) bubar, yang baru-baru ini gue tau pasti penyebabnya adalah rating yang jelek (dapet info dari IG-nya Pak Wishnutama, Komisaris Utama NET.)
Permasalahan ini berlanjut sampai sekarang. Entertainment News, WIB, NET. Soccer, sampai beberapa program NET. News seperti NET. 5, NET. 10, NET. 12, sampai Good Afternoon dan Indonesia Morning Show yang sampai sekarang ga jelas nasibnya gimana.
Apakah penyebab semua ini? Gue terka, penyebab utamanya adalah rating yang jelek, tapi ga menutup kemungkinan ada penyebab-penyebab yang lain, misalnya perombakan direksi, talent yang memang habis kontraknya, dan lain sebagainya.
Dari tadi ngomongin 'retang reting', emangnya rating itu apa sih, Mike?
Oke begini, menurut pemahaman gue nih (semoga gak salah, tapi kalo salah boleh kalian benerin di kolom komentar ya :D), rating itu semacam penilaian, apakah acara TV ini laku apa gak, alias banyak yang nonton apa gak, bukan berdasarkan kualitasnya. Jadi ya gak heran gitu, banyak acara lalala-yeyeye bisa dapet rating bagus, wong yang nonton banyak.
Rating ini diambil dari sample-sample yang tersebar di 11 kota di Indonesia dengan 2.273 rumah tangga (cnnindonesia.com). Nah, pertanyaan gue sekarang adalah dengan luasnya negara ini, dengan 34 provinsi, dengan ratusan kabupaten dan kota, dan dengan 237.641.326 penduduk Indonesia (Sensus 2010), apakah dengan sample se-sedikit itu bisa mewakili seluruh penonton TV di Indonesia?
Gue orang awam masalah ini, cuman kalo dengan nalar sederhana, apakah mungkin gitu loh. Bisa aja sample-sample itu lebih banyak kena di masyarakat yang seleranya (mo'on maap) 'rendahan', jadinya nontonnya ya acara-acara TV yang rendahan juga.
Yak, di sini gue gak bilang hampir semua masyarakat Indonesia punya selera tontonan yang rendahan. Tapi, di sini gue mau terus terang, gue gak percaya dengan sistem rating yang ada. Ya masa acara infotainmen full gosip serta buka-bukaan masalah rumah tangga orang bisa menang rating-nya dari acara infotainmen yang no gossip. Masa acara sinetron yang full antagonis nan kejem serta sering ga masuk akal bisa menang dari acara sitkom yang lucu nan fresh. Gue tau kok, selera masyarakat Indonesia udah meningkat, ga mau nonton tontonan murahan kayak begitu. Gue bisa bilang gini karena regenerasi penonton yang ada. Udah mulai banyak masyarakat Indonesia yang terdidik dengan baik. Jadi, menurut gue sistem rating yang ada sekarang non-sense.
Gue berharap nantinya KPI punya lembaga rating independen yang bisa jadi patokan rating TV di Indonesia, yang nantinya ga cuma berdasarkan jumlah audience saja, tapi juga berdasarkan kualitasnya.
Postingan ini adalah personal opinion gue. Kalo ada lembaga yang bersangkutan baca ini, bisa jadi bahan evaluasi. Gue yakin, banyak yang sepikiran sama gue.
Maju terus pertelevisian Indonesia! :D
Apakah penyebab semua ini? Gue terka, penyebab utamanya adalah rating yang jelek, tapi ga menutup kemungkinan ada penyebab-penyebab yang lain, misalnya perombakan direksi, talent yang memang habis kontraknya, dan lain sebagainya.
Dari tadi ngomongin 'retang reting', emangnya rating itu apa sih, Mike?
Oke begini, menurut pemahaman gue nih (semoga gak salah, tapi kalo salah boleh kalian benerin di kolom komentar ya :D), rating itu semacam penilaian, apakah acara TV ini laku apa gak, alias banyak yang nonton apa gak, bukan berdasarkan kualitasnya. Jadi ya gak heran gitu, banyak acara lalala-yeyeye bisa dapet rating bagus, wong yang nonton banyak.
Rating ini diambil dari sample-sample yang tersebar di 11 kota di Indonesia dengan 2.273 rumah tangga (cnnindonesia.com). Nah, pertanyaan gue sekarang adalah dengan luasnya negara ini, dengan 34 provinsi, dengan ratusan kabupaten dan kota, dan dengan 237.641.326 penduduk Indonesia (Sensus 2010), apakah dengan sample se-sedikit itu bisa mewakili seluruh penonton TV di Indonesia?
Gue orang awam masalah ini, cuman kalo dengan nalar sederhana, apakah mungkin gitu loh. Bisa aja sample-sample itu lebih banyak kena di masyarakat yang seleranya (mo'on maap) 'rendahan', jadinya nontonnya ya acara-acara TV yang rendahan juga.
Yak, di sini gue gak bilang hampir semua masyarakat Indonesia punya selera tontonan yang rendahan. Tapi, di sini gue mau terus terang, gue gak percaya dengan sistem rating yang ada. Ya masa acara infotainmen full gosip serta buka-bukaan masalah rumah tangga orang bisa menang rating-nya dari acara infotainmen yang no gossip. Masa acara sinetron yang full antagonis nan kejem serta sering ga masuk akal bisa menang dari acara sitkom yang lucu nan fresh. Gue tau kok, selera masyarakat Indonesia udah meningkat, ga mau nonton tontonan murahan kayak begitu. Gue bisa bilang gini karena regenerasi penonton yang ada. Udah mulai banyak masyarakat Indonesia yang terdidik dengan baik. Jadi, menurut gue sistem rating yang ada sekarang non-sense.
Gue berharap nantinya KPI punya lembaga rating independen yang bisa jadi patokan rating TV di Indonesia, yang nantinya ga cuma berdasarkan jumlah audience saja, tapi juga berdasarkan kualitasnya.
Postingan ini adalah personal opinion gue. Kalo ada lembaga yang bersangkutan baca ini, bisa jadi bahan evaluasi. Gue yakin, banyak yang sepikiran sama gue.
Maju terus pertelevisian Indonesia! :D
9 Komentar
Lah iya dari dulu juga bingung sih gimana rating acara televisi itu ditentukan.
BalasHapusKalau menurut ku net ini yang paling konsisten menghadirkan acara berkualitas lho ga sekedar sinetron zoom in zoom out atau reality show yang disukai ibu ibu dirumah.
Tapi emang sih, kalau targetnya net itu anak muda.
Anak muda skrg banyak yang males nonton tv dan malah lebih milih nonton dan bahkan berkarya di youtube .
Ya kan selera orang beda2. Kebetulan yang disukai mas David kurang disukai sebagian besar orang yang disurvei. Memang perlu kita kritisi juga metode surveinya. Tapi pastinya mereka sudah memperhitungkan proporsionalitasnya
BalasHapuspermasalahannya kalau acara lebay cuma senang-senang ratingnya tinggi apalagi infotainment
BalasHapusHarusnya ada sih lembaga rating kayak lembaga survey gitu, biar datanya akurat dan terpercaya, nah klo gw sih gak terlalu masalah digusur atau enggaknya, asalkan penggantinya lebih bagus, bukan malah diganti sama acara2 in#ia atau sinetron2 macam indo*ar... hha
BalasHapusyah namanya juga bisnis nggak mau mengecewakan premium member yg bs rating😃
BalasHapusklo pengguna konvensional mungkin tak pernah bs rating acara kecuali pihak tv menyediakan wadah khusus
Tapi tv konvensional menurutku udh nggk sebooming skrang sih. Kalau diumpamin mereka kaya lagi transisi yg sama antara dari sms ke aplikasi chatting. Jadi, bukan nggk mungkin kalau pecinta acara tv makin ke sini makin berkurang karena pada pindah ke youtube yng pilihannya banyak dan bisa nyesuaiin sama selera masing-masing penonton.
BalasHapusSemoga saja. Tapi kalau mas tanya ke saya, saya sendiri kurang tahu, soalnya saya jarang sekali nonton tv..
BalasHapusSaya sih jarang nonton TV...paling kalau ada Live sepak bola baru nonton, sesekali lihat berita selebihnya matiin TV
BalasHapusBerasa hilang arah banget sejak NET ngebungkus program-program andalannya macem Sarah Sechan dan Pagi-Pagi.
BalasHapusAcara berita nya masih ada gak sih ? saya beberapa minggu ini gak bisa nonton NET karena tiba-tiba hilang dari peredaran antena TV sy huhu
*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.