"Ya udah, aku maafin. Lain kali kamu hati-hati. Jangan ceroboh. Jangan buat flashdisk saya yang baru ini virusan lagi ya. Copy lagi file video bumper yang disuruh pak direktur ke flashdisk ini."
"Data-data di flashdisk lama gimana, mbak?"
"Sebelumnya sudah saya back-up data-datanya di laptop saya. Saya cuma nge-test kerendah hatian kamu untuk minta maaf sama saya."
"Jadi mbaknya sudah ga marah lagi sama saya kan?"
"Sudah nggak."
"Terima kasih banyak ya mbak!"
"Ya, segera saya minta bumpernya. Soalnya diminta pak direktur sore ini."
"Siap mbak!"
Ow, selamatlah nyawaku. Waktunya mencari kesempatan supaya bisa dekat sama dia. Orang sampai sekarang aku ga kenal siapa namanya.
Aku segera menuju ke meja kerjaku dan memindahkan video bumper ke flashdisk itu melalui laptopku. Ya, sebelumnya aku juga sudah masukin ke Google Drive, jadi tinggal di-download aja. Aku ga berani masukin lewat komputer kerja karena komputer kerja masih terkena virus, alias belum dibersihin.
Setelah selesai aku copy, aku kasih ke mbak sekretaris. Ini adalah kesempatan emasku supaya bisa berkenalan dengan dia.
"Ini mbak flashdisknya, sudah saya copy."
"Aman ya ini flashdisknya?"
"Ya mbak."
"Bagus."
"Eh, mbak. Boleh kenalan gak? Kita dari awal belum kenalan."
"Nanti ya, saya terburu. Saya dicari pak direktur. Nanti ya."
"Ya sudah mbak. Hati-hati."
"Terima kasih."
Sial! Gagal lagi. Setelah dia meninggalkanku, tiba-tiba aku mendengar bahwa seluruh komputer di perusahaan ini terkena virus Wannacry. OH TIDAK. Komputerku! Aku segera lari secepatnya untuk memastikan keadaan komputerku. Dan, komputerku juga terkena virus itu. Sontak aku cabut kabel LAN di komputerku dan memutuskan koneksi internet. Aku lihat sekelilingku semuanya juga terkena virus yang sama!
Aku segera menuju ke IT Center untuk memastikan apa yang harus dilakukan setelahnya. IT Center hanya menyuruh kita untuk mencabut LAN dan memutus koneksi internet. Semua kan sudah aku lakukan. Ya berarti tinggal nunggu instruksi selanjutnya.
Oke, semua orang di kantor ini tidak bisa kerja total. Kecuali kami, para pekerja di bidang animasi dan video, kita semua diinstruksikan untuk bekerja menggunakan laptop pribadi masing-masing terlebih dahulu. Walah, masih kerja :v.
Pada saat jam makan siang, aku bertemu Febri kembali di kantin.
"Lah, bro. Ketemu lagi kita."
"Lah, iya. Lu tau aja jeritan dompet gue."
"Ogah gue nraktir lu lagi! Dompet gue juga menjerit ini. Hahahahaha!"
"Ya udah lah, beli kopi aja gue."
"Gue nemenin lu aja, sambil nanya masalah itu..."
"Hahahaha, oke! Tunggu yak."
"Oke."
Beli kopi yang harganya 4.000-an aja. Orang dompet lagi tipis kayak kertas HVS.
"Gimana ini bro, komputer satu perusahaan ini jadi sasaran si Wannacry."
"Ya, gimana. Enak kan lu, lu ga bisa kerja. Lah kita orang, disuruh kerja pake laptop sendiri-sendiri. File-file yang sudah dikerjain juga di komputer kerjaan, ya kita disuruh buat ulang dari awal."
"Enak darimananya, bro. Kita disuruh kerja manual, alias pake kertas!"
"Lah, lu masih bisa kerja? Ga susah tuh bro?"
"Ya gimana lagi. Intinya jangan sampai ada yang ga produktif di kantor ini."
"Gitu toh, hahaha!"
"Baidewei, gimana? Sudah kenal ga sama tuh mbak sekretaris?"
"Belom! Gue belom sempet kenalan."
"Lah, bukannya lu yang sering ketemu sama dia ya?"
"Sering ketemu? Kagak keles! Gue ketemu ada aja yang buat ga bisa kenalan. Dari dianya yang sensi, sampai gara-gara pak direktur yang buru-buru manggil dia."
"Sabar ya bro. Ini ujian."
"Lu enak ngomongnya, gue udah ngebet ini kenalan ama dia!"
"Eits, sabar bro. Jangan terburu. Nanti malah ga jadi loh. Nanti kayak..."
"Kayak lu kan? GUE TAU! HAHAHAHA"
"Sotoy lu."
"Itu, ada sotoy. Sotoy ayam."
"SOTO WOY, SOTO!"
"Hahaha, selow..."
Kemudian, ada Agus, teman kerja se-bagian dengan Febri nimbrung.
"Ha, nih, kenalin gus, ini temen SMP gue, Ridwan"
"Kenalin, Agus."
"Gue Ridwan."
"Ow, jadi kalian satu SMP toh dulu?"
"Yup. Nih anak selalu aja ngikutin gue waktu SMP. Gue di mana, dia di situ. Aneh emang nih orang."
"Enak aje lu! Ya udah, gue pergi dulu. Mau nyelesaiin kerjaan. Kalo ga dikerjain sekarang, bisa-bisa gue lembur lagi 26 jam ini."
"Hahahaha, oke. Good luck."
"Oke, sampai ketemu nanti ya Feb."
"Yoi."
Setelah perbincangan yang cukup lama, gue nerima SMS dari IT Center untuk segera melaporkan ID komputer agar bisa dibetulin. Ya, jadi komputer-komputer kita itu punya kode-kode sendiri gitu supaya bisa diakses. Gue pamit sama Agus, dan segera menuju ke tempat kerja gue dan melaporkan ID komputer gue. Aku SMS aja, males ke IT Center.
Selang 10 menit, sang sekretaris memanggilku ke ruangannya. Ini kesempatan besar! Aku segera ke ruangannya.
"Ya, mbak. Ada apa?"
"Sini, duduk. Saya mau ngomong sesuatu."
Waduh, ada apa ini. Ini pasti ada masalah. Yah, masalah lagi.
-- Ada apa ini? Kenapa sang sekretaris sangat serius seperti itu? Baca kelanjutannya hanya di Michael David Blog!
2 Komentar
seru nih, ami tunggu ya cerita selanjutnya
BalasHapusStay tuned terus di Michael David Blog ya kak... :D
Hapus*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.