Saat itu, angin berhembus sepoy-sepoy. Dia merasa kesepian di panti asuhan di mana dia dititipkan di Surabaya. Mengingat, kini kedua orang tuanya kini telah tiada. Ayahnya telah meninggal, sedangkan ibunya entah tak Dia namanya Christian. Anak kelahiran Papua Barat yang selalu riang. Tetapi, entah kenapa saat dia dipindahkan ke Surabaya, dia menjadi pendiam. Entah apa yang ada di benaknya. Entah apa yang ia rasakan. Tak seorang pun yang dapat mengetahuinya.
Dia belum pernah merasakan kerasnya hidupnya di Surabaya. Sekaligus belum pernah melihat betapa megah dan indahnya daerah perkotaan. Mengingat, dia adalah orang pedalaman yang minim pengetahuan. Lihatlah, begitu mirisnya dia hidup di kota besar yang penuh akan teknologi.
Hidupnya tak beda jauh dengan semut yang terasingkan di hutan yang lebat. Sendiri, dan menyendiri. Ya, dia hidup bagaikan itu. Begitu mengenaskan.
Besok adalah hari pertamanya untuk bersekolah. Dia bersekolah di sekolah yang elitnya minta ampun. Syukur, orang tuanya yang sekarang mau membiayainya. Kalau tidak, dia bisa-bisa tidak sekolah untuk beberapa tahun. Mengingat kembali, orang tuanya tidak sekaya orang tuanya yang pertama.
Ingin tau kelanjutan dari cerita ini? 2 minggu lagi di michaeldavidj.blogspot.com.
4 Komentar
Kok endingnya nanggung ya, mana pake bersambung lagi hahaha
BalasHapusSorry, Jevon. Nanti aku lanjutin episodenya lebih panjang kok :D
HapusJadi nanggung nih ceritanya -___-
BalasHapusTolong kembalikan quota gue yang terbuang, Mike! Hahaha
loh loh =))
Hapus*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.